pagar nusa cimande 1982
arti lambang pagar nusa
Lambang Pagar Nusa
Ada sembilan Objek yang di rangkai dalam lambang sederhana pagar nusa
dimana setiap objek memiliki arti dan filosofi yang mulia dan sekaligus
mewakili kewibawaan para ulama hingga menjunjung tinggi martabat
organisasi pagar nusa
- 1. Objek segilima
- 2. Tiga garis tepi
- 3. Nahdlatul Ulama
- 4. Sembilan bintang
- 5. Bola dunia
- 6. Pusaka trisula
- 7. Tulisan arab didalam pita yang berbunyi " Lahilliba illa billah
- 8. Tulisan Pagar Nusa
- 9. Background warna hijau
Masing-masing objek diatas memiliki arti dan filosofi yang mana harus
kita fahami dan kita ketahui berikut arti dan filosofi objek yang
terangkai didalam lambang pagar nusa.
1. Segilima
Mengandung dua unsur makna penting didalamnya antara nilai spriritual bersifat religi dengan Nasionalisme
- Spiritual kejawen sedulur 4 limo pancer baca selengkapnya disini
- Religi berarti jumlah rukun islam (Syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji)
- Nasionalisme, bukan sekedar lambang pencak silat berbentuk segilima akan tetapi juga mengandung nilai nasionalisme (kebangsaan) segilima jika dalam arti Nasionalisme adalah jumlah lima butir pancasila sebagai dasar negara Republik indonesia
Bentuk sakral lambang pagar nusa adalah segilima yang mana memiliki makna tersirat didalamnya dengan kepastian identitas pencak silat pagar nusa adalah pencak silat nya kaum muslimin, lantas apakah seorang non-muslim bisa belajar pagar nusa silahkan lihat jawabannya disini
Lambang pagar nusa bukan sekedar lambang pencak silat melainkan memiliki kandungan unsur dan makna antara duniawi dan akhirat, jadi perlakukan lambang pagar nusa seperti apa yang telah menjadi isi kandungan makna didalamnya.
2. Tiga garis tepi warna putih
Gambaran tiga unsur kehidupan manusia
- Alam janin
- Alam dunia
- Alam akhirat
Gambaran makna tentang pagar nusa secara islamiyah
- Islam berarti pendekar pagar nusa adalah muslimin
- Iman bermakna murni keimanan sebagai seorang muslim
- Ikhsan bersikap dalam kehidupan sebagai manusia yang taat terhadap apa yang diperintyahkan gusti pengerang serta menjahui segala sesuatu yang menjadi larangannya.
3. Nahdlatul ulama
- Pagar Nusa adalah wadah pencak silat yang berkembang dibawah naungan Nahdlatul Ulama itu sebab mengapa pencetus lambang pagar nusa menyetakan Nahdlatul ulama didalam lambang kebesaran pencak silat pagar nusa.
4. Sembilan Bintang
- Bermakna ulama walisongo ditanah jawa
Jejak sejarah penyebaran keislaman indonesia begitu luar biasa, peranan dari para walisongo sebagai penyebar islam dinusantara yang membuat pagar nusa akan tetap menjadi penjaga culture budaya asli bangsa serta akan hidup dengan mengambil contoh-contoh para wali dalam menyebarkan islam dinusantara. oleh sebab itu pendekar-pendekar pagar nusa adalah generasi murid-murid wali, keagungan dan kemulyaan dari peran para wali untuk keislaman nusantara yang membuat sembilan bintang benjadi gemebyar diatas bola dunia lambang pagar nusa.
5. Bola dunia
- Pagar nusa penyebaran secara universal luwes dan fleksible
6. Pusaka trisula
- Sebagai penanda bahwa pagar nusa adalah sebuah organisasi pencak silat
Layaknya pusakan-pusaka dan senjata didunia persilatan trisula menjadi salah satu senjata/pusakan yang unik serta memiliki nilai kesakralan yang hampir mirip dengan pusaka keris dinusantara, oleh sebab itu keberadaan pagar nusa sebagai sebuah pencak silat akan ditandai dengan lambang pusaka/senjata trisula didalam logo kebesarannya.
7. Tulisan kalimat arab dalam pita
- Lagoliba illabillah " tiada kemenangan tanpa pertolongan allah"
Tulisan arab dalam pita adalah moto dan visi misi organisai pencak silat pagar nusa " sebagai seruan khas tiada kemenangan tanpa pertolongan allah" akan menjadi pegangan pesilat pagar nusa dalam mengarungi kehidupan duniawi.
8. Pagar Nusa
- Mempertegas identitas pencak silat pagar nusa
9. Background hijau
- Warna yang bermakna kehidupan
- Hijau bearti ketentraman juga kehidupan
Dari beberapa identitas serta atribut pagar nusa memiliki warna
kebesaran hijau , bukan sekedar warna kebesaran pagar nusa kan tetapi
juga mewakili makna yang terkandung dari warna hijau itu seperti
kehidupan dan ketentraman.
Memahami saja masih belum cukup maka applikasikan dan terapkan didalam
kehidupan anda agar anda tidak dianggap sebagai pesilat pagar nusa yang
tuli dan buta , tuli tidak pernah mau belajar dan buta akan hamparan
ilmu dalam pencak silat pagar nusa yang begitu flesible untuk
dipelajari.
Semoga dengan rincian arti lambang pagar nusa dan filosofi simbol pagar
nusa ini sedikit banyak menambah wawasan dan pengetahuan anda didalam
pagar nusa dan untuk pagar nusa , dan jangan hanya menjadi rantai yang
karatan tetaplah rawat agar menjadi rantai yang kuat agar tidak putus
dan siap selalu menjadi bagian dari mereka yang berperan sebagai
penyambung keberadaan pencak silat Nu Pagar Nusa untuk generasi-generasi
selanjutnya.
PAGAR NUSA
adalah suatu organisasi beladiri yang bernaung di bawah
IPSI ( IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA )
Warna Kuning
membentuk manusia Pancasila sejati
Sayap Garuda berwarna
Kuning berototkan merah :
berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal
berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti
IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun negara
Untaian lima lingkaran
melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan
Ikatan pita berwarna merah
putih
bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak
Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.
Gambar tangan putih
di dalam dasar hijau
menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian
nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap.
: berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin
dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa
dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa
Bentuk Perisai Segi Lima
: berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuanmembentuk manusia Pancasila sejati
Sayap Garuda berwarna
Kuning berototkan merah :
berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal
berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti
IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun negara
Untaian lima lingkaran
melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan
Ikatan pita berwarna merah
putih
bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak
Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.
Gambar tangan putih
di dalam dasar hijau
menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian
nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap.
pendiri
pagar nusa
pagar nusa
Kh. Abdullah Maksum Jauhari yang akrab disapa gus maksum ,
beliau adalah seorang ulama yang dikenal dengan ciri khasanya yaitu
berambut gondrong dan selalu berpenampilan unik dalam kesehariannya ,
selain itu beliau juga dikenal sebagai pendekar sejati yang tidak
segan-segan melakukan aksi nyata dalam membasmi kemungkaran yang meraja
lela di dareah beliau tinggal dulu yaitu di Kab.kediri dan sekitarnya.
Profil
- Muhammad abdullah maksum - Abdullah maksumjauhari ( Gus maksum )
- Lahir pada tanggal 8 Agustus 1944
- Tempat kelahiran : daerah kras kecamatan kediri-jawa timur
- Wafat tepat pada hari senin 21 Desember 2003
Riwayat pendidikan
- Masuk SD kanigoro 1957
- Madrasah tsanawiyah lirboyo namun tidak sampai tamat
- Sebihnya beliau habiskan belajar mendalami ilmu agama dan pencak silat
Semasa muda beliau dikenal dengan santri yang sangat berbeda dengan
santri pada umumnya selain itu beliau dikenal juga sebagai pribadi yang
taat beribadah , mengaji dan berpuasa.sejarah juga mengatakan bahwa gus
maksum merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh penting dalam sejarah
penumpasan PKI di wilayah jawa timur . lewat kemahiran beliau dalam
beladiri pencak silat inilah keberadaanya kala itu sangat dibutuhkan
para ulama dan bangsa.
pagar nusa cimande 1982 berpusat di wonosobo jawa tengah
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi
lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi
lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima
rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Beranda regha_argentum
^_^ regha argentum cintha amu selamanya ^_^ widgeo.net Minggu, 27
Februari 2011 SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA
GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima
dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut : Kurva segi lima
merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun
dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan
negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar
pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan : Islam itu didirika atas
lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril. Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah
dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas
bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola
kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang
bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga
jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi
Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman
Allah SWT : Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku
sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ;
kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4) Bintang terbesar
mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu
keharusan. Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian
atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan
historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas
penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan
simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan
beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa
memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala Bola Dunia / gambar bumi
tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul
Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di
lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar
Istikharahnya. Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA
BILLAH Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa.
Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus ( khas )
dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang
melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan
menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa
menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol Firman Allah :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu (
QS. Ali Imron : 160 ) Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS.
Al-Baqarah : 249 ) Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan
orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah :
56 ). Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau. Warna Putih merupakan warna wajah
cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat. Warna
hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan
manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. : Mereka itulah bagi
mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka
dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera
halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31)Dengan demikian kombinasi warna
itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga
kelak. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 2) Pagar
Nusa lahir sebagai bentuk keprihatinan para Kyai, ulama, pendekar serta
tokoh-tokoh pencak silat terhadap pergeseran nilai pencak silat di dunia
pesantren. “Pesantren kuno itu sekaligus padepokan silat,” kata Gus
Maksum. Gus Maksum Jauhari atau Mbah Maksum memang selalu identik dengan
dunia persilatan, terutama “PAGAR NUSA” . Pagar Nusa merupakan Ikatan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama hasil musyawarah para Kyai, ulama, pendekar
serta tokoh-tokoh pencak silat NU pada tanggal 12 Muharram 1406 H di
PP.Tebuireng Jombang dan pada musyawarah kedua tanggal 3 Januari 1986 di
pondok pesantren Lirboyo ditetapkan sebagai wadah para pesilat NU
sekaligus mengukuhkan Mbah Ma’sum sebagai ketuanya. Mbah Maksum lahir di
Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu
pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia
belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh
pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih
senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga
dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Mbah Maksum
berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat,
kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu,
seperti kebiasaan orang-orang “nyleneh” di pesantren, Mbah Maksum tidak
pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara
binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Mbah Maksum masih
memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan
unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Dikalangan masyarakat
umum, Mbah Maksum dikenal sebagai orang yang pemberani dan rendah hati.
Kerendahan hati Mbah Maksum dirasakan sendiri oleh penulis, saat
penulis, adik penulis serta beberapa pesilat Pagar Nusa Unisma datang
untuk sillaturahmi sekaligus hendak turun di ajang pencak Dor PP
Lirboyo. Mbah Maksum dengan rendah hati mempersilakan rombongan kami
untuk masuk, makan bersama dan memberikan nasehat-nasehat yang tidak
terkesan “menggurui’. Kesan kerendahan hati Mbah Maksum ini semakin
dalam di hati kami, manakala Mbah Maksum mengetahui bahwa adik penulis
adalah warga tingkat I PSHT Madiun. Tidak ada perbedaan sikap Mbah
Maksum ke adik penulis. Bahkan Mbah Maksum menyampaikan 4 hal kepada
kami semua, yakni pentingnya persatuan diantara sesama pesilat
Nusantara. Kedua, ajang pencak Dor adalah ajang kejujuran, artinya di
atas panggung tidak melihat aliran namun yang dilihat adalah kemampuan
dari individu pesilat itu sendiri. Ketiga, ajang pencak Dor dan budaya
pencak Silat harus senantiasa dilestarikan sebagai wadah pembinaan
mental bangsa. Selanjutnya pesan terakhir dari Mbah Maksum adalah para
pesilat harus memiliki jiwa ksatria dan senantiasa berbakti kepada
agama, nusa dan bangsa. Keberanian dan kharisma Mbah Maksum tersebut
seharusnya membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan dan pencak
silat di pesantren maupun masyarakat, baik melalui wadah Pagar Nusa
atau pun yang lain. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa”
Mbah Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, dia tak
pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.
Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI, Mbah
Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah
Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam
PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi
jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau
menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar!
Mbah Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan
di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan
keberanian yang luar biasa. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI
mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju
kejayaan nusa dan bangsa Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI
berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti
kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti
tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri
dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu
membangun negara Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI
melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai
aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan Ikatan pita berwarna merah,Putih : bahwa IPSI
merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang
menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia. Gambar tangan putih:di dalam Dasar
hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI
berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Diposting
oleh regha ujhu ^_^ di 21.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Reaksi: 1 komentar:
fingkychuezt20 Oktober 2015 02.00 bagus banget.... PAGAR NUSA JAYA #1986
Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda my profile Regha Masih Argha Buat
Lencana Anda my pets ^_^ myspace icons my mucik.. ^^ Pinkan
Mambo-Merindunya daftar link Si masa lalu fisika matematika Si masa lalu
patner Seperjuangan Bang Zyzy Popular Posts SIMBOL DAN ARTI LAMBANG
PAGAR NUSA SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa
berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi
bola ... Cara Membuat Makalah Secara struktural makalah yg umum biasanya
tersusun atas: 1. Kata Pengantar : berisi kata2 harapan penulis, ucapan
trimakasih, dll dari ... welcome new student's of MAN TAMBAKBERAS
JOMBANG JAWA TIMUR INDONESIA ASIA BIMA SAKTI Penerimaan Peserta Didik
Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam peng... Ujian Praktek Seni
SENI MUSIK Seni Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi l...
my photo ^_^ Ujian Praktek Bahasa Jepang NO BAHASA INDONESIA (PROFESI)
ROMAJI HIRAGANA / KATAKANA 1 ARKEOLOGI Koukogaku こうこがく / コ... Letto
-Before The Morning Light (Sebelum Cahaya)- Eng Sub Kisah Nyata, Cinta
Argentrum. Kisah Nyata, Cinta Argentrum. Namaku Argentum aku lahir di
Jombang 28 Juli 1994. Aku anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan inilah
kisah... tentang Batu Kapur | Pada umumnya dapur tinggi digunakan untuk
mengolah bijihbijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi ... tetnang hatie.... perasa'an mang gug
bsa tuk di tebak.... namun salah kah..? jika kuh memendam segala rasa
yang menjadi beban hatie kuh hanya untuk kebaha... Blogger news
Blingify.com - Yummy Sweets Food Backgrounds Blog Archive ► 2012 (4) ▼
2011 (14) ► September (1) ► Juni (4) ► Mei (5) ► April (2) ▼ Februari
(2) SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA Cara Membuat Makalah ► 2010 (9)
About Blingify.com - Love Hearts Backgrounds body
{background-image:url(http://static.blingify.com/bgs/love_hearts/love_71_Blingify-com.gif);background-attachment:fixed;
background-position:top left; background-repeat:repeat;
background-color:ffffff;} Beranda Blogger templates widgeo.net ikan2
kuh^^ daftar tamu kuh ^_^ Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini? Klik
di sini [tutup] Comments Followers nada2 cursor Copyright © 2017
regha_argentum ^_^. Designed for FirstRealtyCRE.com - drive recovery,
The Finer Times, app development h c a u m . a h g e r
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar